KpdSaudara/i yg mengetahui atau memiliki catatan silsilah keturunan TB syekh Maulana Manyur dari istirinya yg bernama Nyi Mas Ratu Sarinten Cikarae Tolong informasikan! saya ingin tahu dengan Keluarga Besar TB.
Syekh Maulana Mansyuruddin, Cikadueun, Pandeglang, Banten. Bila anak bangsa sudah mulai melupakan sejarahnya, maka hilanglah kebesaran generasi bangsanya. Manusia ialah makhluk pelupa. Kemarin seharusnya menjadi sejarah hari ini. Hari ini menjadi sejarah esok hari. Dan esok menjadi sejarah untuk lusa yang lebih baik. Begitu seterusnya tiada berkesudahan. Tapi ternyata tidak berlaku untuk manusia-manusia pelupa. Fakta-fakta sejarah yang mengatakan betapa signifikannya peran-peran Ulama dan Santri. Para Ulama dan Santri sudah memperhatikan sejarah mereka di esok hari. Tinggal kita sekarang, apakah akan melanjutkannya atau tetap nyaman menjadi manusia-manusia amnesia. Peristiwa sejarah yang terjadi di tengah bangsa Indonesia hingga hari ini, hakikatnya merupakan kesinambungan masa kemudian yang mana fondasinya sudah dipancangkan berpengaruh oleh para Ulama dan Santri. Dan tidak akan cukup jikalau kita menuliskannya dalam lembaran artikel sederhana ini. Setidaknya, citra sederhana di atas sanggup memantik kesadaran kolektif kita wacana sejarah. Cerita rakyat yang bekerjasama dengan Islamisasi di Banten salah satunya ialah dongeng Syekh Mansyuruddin. Menurut ceritanya Sang syekh ialah salah seorang yang membuatkan agama Islam di derah Banten Selatan. Dengan peninggalannya berupa Batu Qur’an yang kini banyak berdatangan wisatawan untuk berzirah atau untuk mandi di sekitar patilasan, alasannya disana ada bak pemandian yang ditengah bak tersebut terdapat kerikil yang bertuliskan Al-Qur’an. Syekh Maulana Mansyuruddin dikenal dengan nama Sultan Haji, dia ialah putra Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa raja Banten ke 6. Sekitar tahun 1651 M, Sultan Agung Abdul Fatah berhenti dari kesutanan Banten, dan pemerintahan diserahkan kepada putranya yaitu Sultan Maulana Mansyurudin dan dia diangkat menjadi Sultan ke 7 Banten, kira-kira selama 2 tahun menjabat menjadi Sultan Banten kemudian berangkat ke Bagdad Iraq untuk mendirikan Negara Banten di tanah Iraq, sehingga kesultanan untuk sementara diserahkan kepada putranya Pangeran Adipati Ishaq atau Sultan Abdul Fadhli. Pada ketika berangkat ke Bagdad Iraq, Sultan Maulana Mansyuruddin diberi wasiat oleh Ayahnya, ”Apabila engkau mau berangkat mendirikan Negara di Bagdad janganlah menggunakan/ menggunakan seragam kerajaan nanti engkau akan mendapat malu, dan jikalau mau berangkat ke Bagdad untuk tidak mampir ke mana-mana harus pribadi ke Bagdad, terkecuali engkau mampir ke Mekkah dan sehabis itu pribadi kembali ke Banten. Setibanya di Bagdad, ternyata Sultan Maulana Mansyuruddin tidak sanggup untuk mendirikan Negara Banten di Bagdad sehingga dia mendapat malu. Didalam perjalanan pulang kembali ke tanah Banten, Sultan Maulana Mansyuruddin lupa pada wasiat Ayahnya, sehingga dia mampir di pulau Menjeli di daerah wilayah China, dan menetap kurang lebih 2 tahun di sana, kemudian dia menikah dengan Ratu Jin dan mempunyai putra satu. Selama Sultan Maulana Mansyuruddin berada di pulau Menjeli China, Sultan Adipati Ishaq di Banten terbujuk oleh Belanda sehingga diangkat menjadi Sultan resmi Banten, tetapi Sultan Agung Abdul Fatah tidak menyetujuinya dikarenakan Sultan Maulana Mansyuruddin masih hidup dan harus menunggu kepulangannya dari Negeri Bagdad, alasannya adanya perbedaan pendapat tersebut sehingga terjadi kekacauan di Kesultanan Banten. Pada suatu ketika ada seseorang yang gres turun dari kapal mengaku-ngaku sebagai Sultan Maulana Mansyurudin dengan membawa buah tangan dari Mekkah. Akhirnya orang-orang di Kesultanan Banten pun percaya bahwa Sultan Maulana Mansyurudin telah pulang termasuk Sultan Adipati Ishaq. Orang yang mengaku sebagai Sultan Maulana Mansyuruddin ternyata ialah raja pendeta keturunan dari Raja Jin yang menguasai Pulau Menjeli China. Selama menjabat sebagai Sultan palsu dan membawa kekacauan di Banten, jadinya rakyat Banten membenci Sultan dan keluarganya termasuk ayahanda Sultan yaitu Sultan Agung Abdul Fatah. Untuk menghentikan kekacauan di seluruh rakyat Banten Sultan Agung Abdul Fatah dibantu oleh seorang tokoh atau Auliya Alloh yang berjulukan Pangeran Bu`ang Tubagus Bu`ang, dia ialah keturunan dari Sultan Maulana Yusuf Sultan Banten ke 2 dari Keraton Pekalangan Gede Banten. Sehingga kekacauan sanggup diredakan dan rakyat pun membantu Sultan Agung Abdul Fatah dan Pangeran Bu`ang sehingga terjadi pertempuran antara Sultan Maulana Mansyuruddin palsu dengan Sultan Abdul Fatah dan Pangeran Bu`ang yang dibantu oleh rakyat Banten, tetapi dalam pertempuran itu Sultan Agung Abdul Fatah dan Pangeran Bu`ang kalah sehingga dibuang ke daerah Tirtayasa, dari kejadian itu maka rakyat Banten memberi gelar kepada Sultan Agung Abdul Fatah dengan sebutan Sultan Agung Tirtayasa. Peristiwa adanya pertempuran dan dibuangnya Sultan Agung Abdul Fatah ke Tirtayasa jadinya hingga ke indera pendengaran Sultan Maulana Mansyuruddin di pulau Menjeli China, sehingga dia teringat akan wasiat ayahandanya kemudian dia pun memutuskan untuk pulang, sebelum pulang ke tanah Banten dia pergi ke Mekkah untuk memohon ampunan kepada Alloh SWT di Baitulloh dikarenakan telah melanggar wasiat ayahnya, setelah sekian usang memohon ampunan, jadinya semua perasaan bersalah dan semua permohonannya dikabulkan oleh Alloh SWT hingga dia mendapat gelar kewalian dan mempunyai gelar Syekh di Baitulloh. Setelah itu dia berdoa meminta petunjuk kepada Alloh untuk sanggup pulang ke Banten jadinya dia mendapat petunjuk dan dengan izin Alloh SWT dia menyelam di sumur zam-zam kemudian muncul suatu mata air yang terdapat kerikil besar ditengahnya kemudian oleh dia kerikil tersebut ditulis dengan menggunakan telunjuknya yang tepatnya di daerah Cibulakan Cimanuk Pandeglang Banten di sehingga oleh masyarakat sekitar dikeramatkan dan dikenal dengan nama Keramat Batu Qur`an. Setibanya di Kasultanan Banten dan membereskan semua kekacauan di sana, dan memohon ampunan kepada ayahanda Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Sehingga jadinya Sultan Maulana Mansyuruddin kembali memimpin Kesultanan Banten, selain menjadi seorang Sultan dia pun mensyiarkan islam di daerah Banten dan sekitarnya. Dalam perjalanan menyiarkan Islam dia hingga ke daerah Cikoromoy kemudian menikah dengan Nyai Sarinten Nyi Mas Ratu Sarinten dalam pernikahannya tersebut dia mempunyai putra yang berjulukan Muhammad Sholih yang mempunyai julukan Kyai Abu Sholih. Setelah sekian usang tinggal di daerah Cikoromoy terjadi suatu insiden dimana Nyi Mas Ratu Sarinten meninggal terbentur kerikil kali pada ketika mandi, dia terpeleset menginjak rambutnya sendiri, konon Nyi Mas Ratu Sarinten mempunyai rambut yang panjangnya melebihi tinggi tubuhnya, jawaban insiden tersebut maka Syekh Maulana Mansyuru melarang semua keturunannya yaitu para perempuan untuk mempunyai rambut yang panjangnya ibarat Nyi mas Ratu Sarinten. Nyi Mas Ratu Sarinten kemudian dimakamkan di Pasarean Cikarayu Cimanuk. Sepeninggal Nyi Mas Ratu Sarinten kemudian Syekh Maulana Mansyur pindah ke daerah Cikaduen Pandeglang dengan membawa Khodam Ki Jemah kemudian dia menikah kembali dengan Nyai Mas Ratu Jamilah yang berasal dari Caringin Labuan. Pada suatu hari Syekh Maulana Mansyur membuatkan syariah agama islam di daerah selatan ke pesisir laut, di dalam perjalanannya di tengah hutan Pakuwon Mantiung Sultan Maulana Mansyuruddin beristirahat di bawah pohon waru sambil bersandar bersama khodamnya Ki Jemah, tiba-tiba pohon tersebut menjongkok ibarat seorang insan yang menghormati, maka hingga ketika ini pohon waru itu tidak ada yang lurus. Ketika Syekh sedang beristirahat di bawah pohon waru dia mendengar bunyi harimau yang berada di pinggir laut. Ketika Syekh menghampiri ternyata kaki harimau tersebut terjepit kima, setelah itu harimau melihat Syekh Maulana Mansyur yang berada di depannya, melihat ada insan di depannya harimau tersebut pasrah bahwa ajalnya telah dekat, dalam perasaan frustasi harimau itu mengaum kepada Syekh Maulana Mansyur maka atas izin Alloh SWT tiba-tiba Syekh Maulana Mansyur sanggup mengerti bahasa binatang, Karena dia ialah seorang insan pilihan Alloh dan seorang Auliya dan Waliyulloh. Maka atas izin Alloh pulalah, dan melalui karomahnya dia kima yang menjepit kaki harimau sanggup dilepaskan, setelah itu harimau tersebut di bai`at oleh beliau, kemudian dia pun berbicara “Saya sudah menolong kau ! saya minta kau dan anak buah kau berjanji untuk tidak mengganggu anak, cucu, dan semua keturunan saya”. Kemudian harimau itu menyanggupi dan jadinya diberikan kalung surat Yasin di lehernya dan diberi nama Si Pincang atau Raden Langlang Buana atau Ki Buyud Kalam. Ternyata harimau itu ialah seorang Raja/Ratu siluman harimau dari semua Pakuwon yang 6. Pakuwon yang lainnya ialah 1. Ujung Kulon yang dipimpin oleh Ki Maha Dewa 2. Gunung Inten yang dipimpin oleh Ki Bima Laksana 3. Pakuwon Lumajang yang dipimpin oleh Raden Singa Baruang 4. Gunung Pangajaran yang dipimpin oleh Ki Bolegbag Jaya 5. Manjau yang dipimpin oleh Raden Putri 6. Mantiung yang dipimpin oleh Raden langlang Buana atau Ki Buyud Kalam atau si pincang. Setelah sekian usang menyiarkan islam ke aneka macam daerah di banten dan sekitarnya, kemudian Syekh Maulana Manyuruddin dan khadamnya Ki Jemah pulang ke Cikaduen. Akhirnya Syekh Maulana Mansyuruddin meninggal dunia pada tahun 1672M dan di makamkan di Cikaduen Pandeglang Banten. Hingga kini makam dia sering diziarahi oleh masyarakat dan dikeramatkan. Keterangan Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa dimakamkan di kampung Astana Desa Pakadekan Kecamatan Tirtayasa Kawadanaan Pontang Serang Banten. Cibulakan terdapat di muara sungai Kupahandap Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Banten Makam Cicaringin terletak di daerah Cikareo Cimanuk Pandeglang Banten Ujung Kulon Desa Cigorondong kecamatan Sumur Kawadanaan Cibaliung kebupaten Pandeglang Banten Gunung Anten terletak di kecamatan Cimarga Kawadanaan Leuwi Damar Rangkas Bitung Pakuan Lumajang terletak di Lampung Gunung Pangajaran terletak di Desa Carita Kawadanaan Labuan Pandeglang, disini tempat latihan silat macan. Majau terletak didesa Majau kecamatan Saketi Kawadanaan Menes Pandeglang Banten Mantiung terletak di desa sumur kerikil kecamatan Cikeusik Kewadanaan Cibaliung Pandeglang. Ki Jemah dimakamkan di kampong Koncang desa Kadu Gadung kecamatan Cimanuk Pandegang BantenNontondulu baru komeng, Gan! Lihat video lainnya di Perjalanan Ke Syekh Mansyuruddin, Cikadueun Figures - uploaded by Saeful FachriAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Saeful FachriContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 25 SYI’AR IQTISHADI Journal of Islamic Economics, Finance and Banking E-ISSN 2598-0955 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Mei 2018 Objek Wisata Religi Potensi dan Dampak Sosial-Ekonomi bagi Masyarakat Lokal Studi Kasus Pada Makam Syekh Mansyur Cikadueun, Pandeglang Saeful Fachri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Banten e-mailfachri ABSTRACT. Religion tour is a tradition which has last on the society. The religion tour destination in Pandeglang regency are very rich; one of them is Syekh Mansyur Cikadueun, as a religion tour which has potentially increased the standard of economy and social of local society at the area. The purpose of the research is to know the economy and social impact as the existence the religion tour object to the local society. It is seen that the economy impact on the tourism area, increasing job demand and the income of the house hold which directly engage in the tourism object. Whereas, the social impact can be seen the interaction between society and tourist, the perception of the tourist, the orientation of the local society to the religion tour object only for spiritual or has been replaced to the commercial means. The data of this research obtained; 1. the participative observation which the researcher, himself involved in getting the data. 2. Interviewing the society which is involved on the activity of the religion tour on the area. Keywords religion tour, potential, social economy impact, local society Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu sektor yang terus dikembangkan pemerintah untuk menopang perekonomian Indonesia. Kebijakan dalam pengembangan pariwisata diatur oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Perkembangan pariwisata di Indonesia selain lewat kebijakan pemerintah, sekarang ini juga didukung oleh kemajuan di bidang Teknologi Informasi TI. Semakin mudahnya akses untuk mendapatkan informasi tentang destinasi wisata, tiket perjalanan, tempat akomodasi di daerah objek wisata 26 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 tidak bisa dilepaskan dari kemajuan pengembangan TI. Usaha pariwisata menawarkan berbagai pilihan produk destinasi wisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata pendidikan, wisata kuliner, wisata religi, dan berbagai pilihan produk wisata lainnya, merupakan upaya dari pengusaha di bidang pariwisata menarik minat wisatawan Wisata religi merupakan salah satu pilihan destinasi wisata yang populer dan lekat menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia, salah satu kegiatan wisatareligi yaitu tradisi berkunjung ke makam-makam ziarah ulama-ulama penyebar agama Islam. Praktik ziarah kiranya masuk bersamaan dengan agama Islam. Tradisi ziarah sudah terbukti adanya pada paruh pertama abad ke-17. Ziarah kubur adalah sunnah yang disyariatkan seperti yang dishahihkan melalui hadits-hadits. Karena, tindakan ini mengingatkan manusia kepada kematian, mengingatkan akhirat, dan menepikan kesenangan dunia. Maka, dalam pelaksanaan ziarah harus sesuai dengan kaidah sunnah dan hukum syara’.Berdasarkan pemaparan Guillot & Chambert-Loir dalam bukunya “Ziarah & Wali di Dunia Islam” menjelaskan eratnya tradisi masyarakat Banten dengan praktik ziarah memang sudah berlangsung sejak dahulu, sekitar abad ke-17. Maka tidaklah heran, Banten sangatlah kaya akan potensi wisata religi teutama objek-objek wisata berupa makam-makam yang dianggap keramat atau suci. Makam yang dianggap keramat dan suci itu bisa berupa makam para wali, para tokoh agama, para raja, mesjid kuno yang didirikan oleh tokoh keagamaan atau tokoh lainnya yang dianggap masyarakat memiliki keanehan. Seperti di Banten, tempat ziarah banyak terdapat di kompleks peninggalan purbakala Banten Lama, Gunung Santri Bojonegara, Cikadueun dan Caringin Pandeglang.Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten mencatat jumlah makam ziarah keramat yang terdapat di kabupaten/kota di Provinsi Banten yaitu 1 Kabupaten Lebak terdapat 12 makam keramat, 2 Kabupaten Pandeglang terdapat 98 makam keramat, 3 Kabupaten Serang terdapat 6 makam keramat, 4 Kabupaten Tangerang terdapat 41 makam keramat, 5 Kota Tangerang terdapat 2 makam Sultan Agung diketahui mendatangi secara pribadi makam Sunan Tembayat, penyebar agama Islam di Jawa Tengah, dan menyuruh makam itu dilengkapi dengan bangunan-bangunan megah. Musafir Prancis Tavernier, ketika singgah di Banten, terkejut melihat betapa banyak kuburan keramat di kota itu. Selain itu lagi, diketahui pula bahwa pada waktu kaum bangsawan Banten acap menziarahi makam leluhurnya, yakni Sunan Gunung Jati. Pada abad ke-17 itulah kiranya muncul juga aneka tulisan tentang “musawaratan” majelis Wali Songo. Lihat Guillot, C., Chambert-Loir, H. 2007. Ziarah & Wali di Dunia Islam. JakartaSerambi. P. 335. Al-Qaradhawi, Y. 2014. Merungkai Pertelingkahan Isu Akidah antara Salaf dan Khalaf. Kuala LumpurPTS Publication & Distribution. P. 434. Hakim, L. 2006. Banten dalam Perjalanan Jurnalistik. PandeglangBanten Heritage. P. 204. 27 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 keramat, 6 Kota Cilegon terdapat 13 makam kermat, 7 Kota Serang terdapat 43 makam Pandeglang merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di Provinsi Banten, Kabupaten Pandeglang manasbihkan diri menjadi Kota Wisata di Provinisi Banten. Dibandingkan wilayah lain di Provinsi Banten, Kabupaten Pandeglang mempunyai potensi objek wisata religi terbanyak berupa makam ziarah dan peninggalan benda cagar budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang mencatat objek wisata religi/budaya berupa maqom yaitu Komplek Makam Sarayuda di Kecamatan Banjar dan Makam Syekh Mansyur Cikadueun, Kecamatan kedua objek wisata tersebut, terdapat juga objek wisata religi yang cukup dikenal oleh wisatawan yang berasal dari Pandeglang maupun dari luar seperti Makam KH Asnawi di Caringin Kecamatan Labuan dan objek wisata Batu Qur’an di Kecamatan Cimanuk. UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan kepariwisataan bertujuan untuka meningkatkan pertumbuhan ekonomi;b meningkatkan kesejahteraan rakyat;c menghapus kemiskinan;d mengatasi pengangguran;e melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;f memajukan kebudayaan;g mengangkat citra bangsa;h memupuk rasa cinta tanah air;i memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa;j mempererat persahabatan antarbangsa. Tujuan pariwisata seperti yang termuat dalam UU No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, jika diperhatikan erat kaitannya dengan perubahan ekonomi dan sosial yang dapat dirasakan masyarakat dari keberadaan objek wisata yang terdapat di wilayahnya. Dalam pengembangan wisata religi di Kabupaten Pandeglang, melibatkan masyarakat dalam pengembangan pariwisata sangatlah krusial, jika pengembangan pariwisata tidak memberikan kesempatan bagi masyarakat lokal dan dikuasai oleh sebagian pihak, dikhawatirkan menimbulkan resistensi dari masyarakat. Alih-alih bukan dampak positif bagi perekonomian dan meningkatnya taraf sosial bagi daerah destinasi wisata, justru semakin memperlebar ketimpangan sosial dan ekonomi di wilayah tersebut. Penelitian-penelitian terdahulu yang mengangkat kajian yang sama dengan yang akan peneliti rencanakan, diantaranya penelitian dari Siti Fatimah dengan judul “Strategi Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata Religi Studi Kasus di Makam Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. 2011. Database Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2011. SerangDinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. P. 237. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Objek Wisata Religi/Budaya. Diakses 31 Juli 2017 , dari Kementrian Pariwisata. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta, DKIPenulis. Diakses dari P. 5. 28 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Mbah Mudzakir Sayung Demak”, hasil penelitian menunjukan ada beberapa aspek yang mendukung pengembangan objek wisata religi di Makam Mbah Mudzakir Sayung Demak diantaranya aspek pengelolaan wisata religi dan aspek pengelolaan sumber daya. Penelitian terdahulu selanjutnya yaitu penelitian dari Sya’in dengan judul “Kegiatan Ziarah Makam Gus Dur dan Pengaruhnya terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”, Sya’in menjelaskan faktor pendukung dan penghambat pengembangan ekonomi dari keberadaan objek wisata religi Makam Gusdur dapat dianalisis dengan melihat faktor pendukung dan penghambat pembangunan objek wisata religi. Dari pemaparan latar belakang penelitian dan analisis terhadap penelitian terdahulu, penulis ingin menjelaskan fenomena wisata religi di Kabupaten Pandeglang dalam sebuah penelitian yang berjudul “Objek Wisata ReligiPotensi dan Dampak Sosial-Ekonomi dari Keberadaannya Bagi Masyarakat Lokal Studi Kasus Pada Makam Syekh Mansyur Cikadueun Pandeglang.” Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut 1 Bagaimana dampak ekonomi dari keberadaan objek wisata religi terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar objek wisata religi? 2 Bagaimana dampak sosial dari dari keberadaan objek wisata religi terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar objek wisata religi? Tujuan Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan Aspek pengelolaan sumber daya, diantaranya sumber daya alam menjaga kelestarian air, pepohonan, spesies burung dan ikan untuk diambil manfaatnya bukan dirusak dan sumber daya manusia beperan dalam menjaga dan merawat objek wisata religi. Faktor penghambat dalam pengembangan wisata religi yaitu masih minimnya informasi kepada masyarakat luar serta promosi dari pengelola. Lihat, Fatimah, S. 2015. Strategi Pengembangan Obyek Daya Tarik Wisata Religi Studi Kasus di Makam Mbah Mudzakir Sayung Demak. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang. Faktor pendukung utama dalam pengembangan wisata religi Makam Gus Dur adalah banyaknya peziarah yang datang sangatlah besar dampaknya bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat Tebuireng dan sekitarnya, kemudian faktor lain yaitu perencanaan kawasan oleh pemerintah bahwa Makam Gus Dur akan menjadi “taman wisata religi”. Sedangkan, faktor penghambat dalam pengembangan wisata religi yaitu rencana pemerintah yang belum terealisasi dalam pembangunan taman wisata religi di kawasan makam Gus Dur membuat infrastuktur dan penataan kawasan menjadi terhambat. Lihat, Sya’in . 2014. Kegiatan Ziarah Makam Gus Dur dan Pengaruhnya terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat”. Irtifaq, Volume 1 Nomor 2, 98-117. 29 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 1 Untuk mengetahui dampak ekonomi dari keberadaan objek wisata religi terhadap tingkat perekonomian masyarakat sekitar objek wisata religi? 2 Untuk mengetahui dampak sosial dari dari keberadaan objek wisata religi terhadap kondisi sosial masyarakat sekitar objek wisata religi? Tinajuan Pustaka Wisata Religi Sebagai muslim, proses perjalanan wisata pada dasarnya merupakan sarana untuk membaca dan menyelami ayat-ayat kauniyyah tanda-tanda alam yang telah Allah hamparkan di muka bumi. Wisata religi adalah salah satu cara bagi wisatawan untuk memahami tanda-tanda alam dan sarana bermuhasabah serta semakin mendekatkan diri kepada Al-Khalik. Raj dan Morpeth menjelaskan tentang wisata religi, apapun persamaan dan perbedaan antara bentuk wisata religi ini, ada tema mendasar yang sama perjalanan journey, menjadi komponen vital wisata religi. Terdapat beberapa hal yang dilihat sebagai bagian integral dari wisata religi apakah karena pengaruh orang lain atau tidak, apapun motivasi mereka, bepergian dengan berjalan kaki, bersepeda, mobil, bus, kereta atau pesawat ke situs-situs tempat ziarah tersebut. Sedangkan Stausberg menyatakan definisi umum tentang wisata religi mencakup berbagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat dalam konteks keagamaan. Wisata religi, sebagian besar mengacu pada perjalanan yang dibuat dengan motif/tujuan religius misalnya ziarah, pendidikan, maupun aksi propaganda. Dapat disimpulkan dari definisi-definisi tentang wisata religi di atas, bahwa wisata religi adalah kegiatan perjalanan sebagai aktivitas utamanya, dimana dalam kegiatannya didasarkan atas motif keinginan sendiri ataupun ajakan orang lain dan tujuan religius itu dilakukan dengan melakukan berbagai aktivitas religi seperti ziarah, pendidikan maupun melakukan aksi propaganda. Potensi Wisata Religi di Kabupaten Pandeglang Potensi wisata religi yang terdapat di Kabupaten Pandeglang sangatlah beragam, mulai dari objek wisata ziarah berupa komplek pemakaman yang dikramatkan, bangunan/gedung ataupun situs cagar budaya. Dinas Budaya dan Bawazir, T. 2013. Panduan Praktis Wisata Syariah. JakartaPustaka Kautsar. P. 11. Raj, R., Morpeth, 2007. Religius Tourism and Pilgrimage Managementan International Perspective. OxfordshireCAB International. Stausberg, M. 2011. Religion and TourismCrossroads, Destination adn Encounters. New YorkRoutledge. 30 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Pariwisata Provinsi Banten pada tahun 2011 mencatat 98 makam keramat dan 60 benda cagar budaya di Kabupaten Pandeglang yang bisa diberdayakan menjadi tujuan objek wisata religi. Beberapa objek wisata religi yang dikenal di Kabupaten Pandeglang adalah sebagai berikut a. Batu Qur’an Dalam catatan sejarah, awal mula munculnya pemandian Batu Quran yang terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya di Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang berkaitan erat dengan Syekh Maulana Mansyur, ulama Banten yang terkenal di abad ke 15. Konon lokasi di mana Batu Quran ini dahulu diyakini adalah pijakan kaki Syekh Maulana Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Mekkah. Secara kasat mata batu dengan ukuran 2 meter tersebut akan terlihat seperti batu pada umumnya, dengan cara apapun dan dengan alat apapun tidak akan bisa terlihat tulisan Alquran di batu tersebut. Namun menurut kepercayaan tulisan Alquran dapat dilihat dan dibaca dengan mata Makam Syekh Mansyur Cikadueun Syekh Mansyur atau yang bernama lengkap Syekh Maulana Mansyurudin yang dikenal berjuluk Sultan Haji, merupakan putra Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa yaitu raja keenam Kesultanan Banten tahun 1561 M. Syekh Mansyur adalah salah seorang penyebar Islam di Banten Selatan. Awal mula Syekh Mansyur pindah ke daerah Cikaduen ialah sepeninggal istrinya Nyi Mas Ratu Sarinten yang meninggal karena jatuh dan kepalanya membentur batu di daerah Cikoromoy, dengan membawa Khodam Ki Jemah lalu beliau pindah ke Cikadueun dan menikah kembali dengan Nyai Mas Ratu Jamilah yang berasal dari Caringin Labuan. Setelah sekian lama menyiarkan Islam ke berbagai daerah di banten dan sekitarnya, lalu Syekh Maulana Manyuruddin dan khadamnya Ki Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. 2011. Database Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2011. SerangDinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. P. 237. Diyakini hanya orang dengan hati dan jiwa yang bersih bisa melihat tulisan Alquran pada batunya. Itupun terlebih dahulu harus melakukan beberapa proses ritual dengan izin Allah SWT seperti berpuasa, salat, dzikir dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. Lihat Rasyid Ridho, “Misteri dan Karomah Batu Quran Pandeglang, dari diakses 2 Agustus 2017. Dianika, Y., dkk. 2017. Indonesia BerceritaKisah-kisah Rakyat yang Terlupakan. Tangerang SelatanPusataka Alvabet. P. 201. 31 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Jemah pulang ke Cikaduen. Akhirnya Syekh Maulana Mansyuruddin meninggal dunia pada tahun 1672M dan di makamkan di Cikaduen Pandeglang Sanghyang Heuleut Dilereng Gunung Pulosari, tepatnya Kampung Cisata,Desa Sang Hyang Dengdek, Kecamatan Saketi, ditemukan peninggalan megalitik dalam bentuk komplek menhir terkonsentrasi yang disebut Sanghyang Heuleut, didekatnya berdiri menhir-menhir satu buah menhir berukuran paling besar dengan tinggi sekitar 130 cm. Belum dapat di pastikan apakah batu ini telah mengalami modifikasi oleh masyarakat pendukung kebuyaan megalitik ini, atau batu alam yang ditata sedemikian rupa untuk pemujaan. Jarak dari Ibu Kota Provinsi sekitar 62 km atau 39 km dari kota Kabupaten Sanghyang Dengdek Arca ini berukuran sekitar 75 cm. Arca ini dikaagorikan ke dalam tipe arca megalitik yang belum menggambarkan sebuah karya seni yang tinggi. Arca megalitik ini diduga berkaitan dengan pemujaan nenek moyang,dengan anggapan bahwa arca tersebut merupakan personifikasi sebagai sarana pemujaan arwah. Lokasi benda cagar budaya ini berada di Kampung Ciparut, Desa Sang Hyang Dengdek, Kecamatan Saketi, sekitar 61 km dari Ibu Kota Provinsi Banten atau sekitar 31 km dari Ibu Kotya Kabupaten Ekonomi Pariwisata Dampak pariwisata terhadap perekonomian bisa bersifat positif dan bisa bersifat negatif. Cohen menjelaskan secara umum dampak tersebut dapat dikelompokan sebagai berikut 1 Dampak terhadap penerimaan devisa 2 Dampak terhadap pendapatan masyarakat 3 Dampak terhadap peluang kerja 4 Dampak terhadap harga dan tarif 5 Dampak terhadap distribusi manfaat dan keuntungan Humas Pandeglang. Syekh Maulana Mansyurudin Cikadueun-Pandeglang. Pada, diakses 2 Agustus 2017. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Objek Wisata Religi/Budaya. Diakses 31 Juli 2017 , dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Objek Wisata Religi/Budaya. Diakses 31 Juli 2017 , dari 32 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 6 Dampak terhadap kepemilikan dan pengendalian 7 Dampak terhadap pembangunan 8 Dampak terhadap pendapatan ingin mengukur dampak ekonomi dari pariwisata, dapat dijelaskan melalui peran pelaku ekonomi yang terlibat dalam usaha pariwisata. Berikut adalah gambaran dampak ekonmi terhadap pelaku ekonomi pada usaha pariwisata 1 Bagi sektor rumah tangga Dampak ekonomi pariwisata bisa dilihat dari ketersediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan rumah tangga. 2 Sektor produsen penyedia jasa pariwisata Dampak ekonomi akan dirasakan bila terjadi peningkatan omset bisnis dan membuka peluang investasi. 3 Sektor pemerintah Dampak ekonomi dapat dirasakan bila terjadi peningkatan devisa, peningkatan pendapatan nasional PDB, serta peningkatan pendapatan pemerintah dari pajak, tarif dan pungutan resmi lainnya. Dampak Sosial Pariwisata Utama menjelaskan bahwa kesadaran pembangunan kepariwisataan tanpa memerhatikan pertimbangan aspek sosial yang matang akan membawa malapetaka bagi masyarakat, khususnya di daerah pariwisata. Kepariwisataan adalah sesuatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat setempat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Contohnya, bisa dilihat dari paparan Pitana yaitu dampak Pariwisata terhadap masyarakat seringkali dilihat dari hubungan antara masyarakat dengan wisatawan menyebabkan terjadinya proses komoditisasi dan komersialisasi dari keramahtamahan masyarakat lokal. Bilamana penduduk setempat menganggap bahwa wisatawan adalah “sumber rezeki” hubungan mereka menjadi komersial sedemikian rupa, ada beberapa praktik yang ditawarkan kepada wisatawan tanpa memikirkan pengaruh sosial budaya, diantaranya 1 Sering terjadi komersialisasi seni budaya. 2 Terjadi pemalsuan benda-benda budaya, seperti lukisan atau keramik. Ismayanti. TT. Pengantar Pariwisata. JakartaGrasindo. P. 187. Utama, I. 2012. Pengantar Industri Pariwisata. YogyakartaDeePublsih. P. 205. I Gusti Bagus Rai Utama. Ibid. P. 205. 33 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 3 Terjadi demonstration effect, kepribadian anak-anak muda rusak. 4 Demi dollar uang wisatawan, upacara adat dijual kepada dan Munandar menyatakan ada beberapa dampak sosial budaya dari pariwisata, yaitu 1 orientasi masyarakat bergeser dari usaha mementingkan ketenangan hidup ke arah mencari “kesenangan” hidup. Ini berarti perubahan orientasi pada pencarian kesenangan material daripada spiritual. 2 berkembang “kebudayaan turistik touristic culture.Metodologi Penelitian Profil Wilayah Penelitian Desa Cikadueun berdiri pada tahun 1978 dengan luas wilayah 215 ha serta di huni sebanyak 3010 jiwa. Desa Cikadueun termasuk salah satu kawasan wisata Religi masyhur yang berada di Kabupaten Pandeglang. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani, di Desa Cikadueun terdapat banyak tokoh agama dan pesantren dengan metode salafi yang mengajarkan pendidikan agama bagi para santri dari berbagai daerah yang menimba ilmu agama ke Desa Cikadueun. Letak Geografis Desa Cikadueun merupakan salah satu dari 10 desa di wilayah Kecamatan Cipeucang, yang terletak 05 KM ke arah selatan dari Kota Kecamatan. Desa Cikadueun mempunyai luas wilayah seluas 215 Hektar. Gambar Peta Desa Cikadueun . Yoety, TT. Ekonomi Pariwisataintroduksi, informasi, dan aplikasi. JakartaKompas. P. 22. Raharjo, S., Munandar, 1998. Sejarah Kebudayaan BaliKajian Perkembangan dan Dampak Pariwisata . JakartaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. P. 120. 34 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Batas wilayah secara demografis desa Cikadueun berbatasan dengan  Sebelah Utara Desa Kadugadung Kecamatan Cipeucang  Sebelah Timur Desa Parumasan Kecamatan Cipeucang  Sebelah Selatan Desa Banyumas Kecamatan Bojong  Sebelah Barat Desa Kadu Dampit Kecamatan Saketi Tempat kunjungan utama wisata religi di Desa Cikadueun sendiri yaitu Makam Keramat Syekh Mansyur Cikadueun yang berada di RT 04/RW 02. Settingpenelitian akan lebih difokuskan oleh peneliti di wilayah RT 04/RW 02 ini. Tahapan Penelitian Penelitian yang akan dilakukan, terbagi ke dalam tiga tahap yaitu 1 Menentukan masalah penelitian, dalam tahap ini melakukan studi pendahuluan dengan melakukan penelusuran dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian dan melakukan kajian terhadap penelitian terdahulu yang mempunyai kajian yang sama dengan masalah yang akan diteliti. 2 Pengumpulan data, pada tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi ke lokasi penelitian, wawancara dengan nara sumber dan melakukan dokumentasi. 3 Analisis dan penyajian data, setelah berhasil mengumpulkan data yang terkait masalah penelitian dilanjutkan dengan menganalisis data dan menyajikan hasil dan pembahasan, terakhir menarik kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data a. Teknik Pengumpulan Data 1 Wawancara Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara secara mendalam in-depth interview dengan pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas wisata religi, seperti pekerja jasa wisata Makam Syekh Mansyur pengantar ziarah, penyedia transportasi bagi peziarah, Kepala Desa Cikaduen, pedagang dan tokoh masyarakat di sekitar objek wisata religi yang diteliti. 2 Observasi 35 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Peneliti melakukan observasi terhadap lingkungan RT 04/RW 02, Desa Cikadueun untuk mendapatkan gambaran dampak sosial-ekonomi keberadaan objek wisata religi terhadap penduduk lokal. 3 Studi Pustaka Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, jurnal, internet dan penelitian yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan. b. Analisis Data Analisa yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk dianalisis, kemudian data-data dinterpretasikan dan diambil kesimpulan. Teknik Penarikan Sampel Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam peneltian, digunakan teknik pengambilan sampling dengan nonprobability sampling. Ada beberapa teknik sampling dalam nonprobability sampling, namun dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. Sugiyono menjelaskan snowball samplingadalah teknik pengambilan sampel data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber yang sedikit itu belum memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data.. Hasil dan Pembahasan Dampak Sosial Keberadaan Wisata Religi Makam Syekh Mansyur di Cikadueun, Kecamatan Cipeucang Kabupaten Pandeglang terhadap Penduduk Lokal Dari data yang berhasil dikumpulkan dapat dilihat bahwa terdapat dampak sosial keberadaan wisata religi makam Syekh Mansyur Cikadueun terhadap penduduk lokal. a. Hubungan Warga Lokal dengan Wisatawan Uben Ubaedillah selaku Kepala Desa Cikadueun dalam wawancara yang berhasil dilakukan Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. BandungAlfabeta. P. 368. 36 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 “Hubungan antara warga dengan wisatawan adalah hubungan yang saling menguntungkan. Wisatawan bisa mendapatkan kebutuhan yang diperlukan, warga bisa mendapat penghasilan dari kegiatan berdagang yang dilakukan.” Amad sebagai Ketua RT 04/RW 02 Desa Cikadueun, dimana wilayahnya merupakan lokasi utama objek wisata religi makam Syekh Mansyur Cikadueun menyatakan “Hubungan warga lokal dengan wisatawan berjalan biasa saja. Berbeda dengan wilayah yang bukan kawasan wisata, warga RT 04/RW 02 Desa Cikadueun biasa bertemu dengan banyak orang dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri, sehingga sudah terbiasa dengan kedatangan peziarah.” Informan selanjutnya yang dimintai pendapatnya yaitu Maesaroh, pedagang perlengkapan ziarah di dekat Makam Objek Wisata Religi menyatakan “Warga menyambut terbuka kehadiran para tamu, warga biasa saja bila berinterkasi dengan para tamu. Karena di sini wilayah yang relijius, maka harus bersikap baik dan sopan kepada tamu.” Hasil wawancara dari beberapa informan berkaitan dengan dampak sosial dilihat dari hubungan warga lokal Cikadueun dengan wisatawan disimpulkan bahwa berlangsungnya kegiatan wisata religi di tengah warga masyarakat membuat warga menjadi terbiasa dan menyambut terbuka kedatangan para wisatawan, sikap baik dan sopan diperlihatkan warga karena hubungan yang saling membutuhkan antara warga lokal dengan wisatawan membuat tidak adanya masalah hubungan antar warga lokal dengan wisatawan. b. Komersialisasi Seni Budaya Keberadaan seni budaya belum mendukung objek wisata religi sebagai sajian yang dipertontonkan kepada wisatawan. Uben Ubaedillah memaparkan “Seni budaya yang berkembang di Cikadueun mengikuti kultur budaya dan kesenian yang ada di Pandeglang, ada beberapa seni budaya yang ada di Desa Cikadueun seperti belum ada upaya untuk menjadikan aktivitas seni budaya sebagai sajian wisata, adapun bantuan-bantuan untuk perlengkapan Hadrohrebana bagi ibu-ibu pengajian, pencak silat, tari saman.” c. Tumbuhnya Sikap Demonstration EffectDemonstration effectdapat diartikan sebagai pengaruh yang disebabkan oleh pengamatan dan peniruan atas perilaku orang lain. Karakteristik wisata religi dengan jenis wisata lain terdapat perbedaan dalam hal waktu yang diperlukan untuk bermukim, berdasarkan observasi yang dilakukan kecenderungan para peziarah kedatangannya sepintas saja, setelah ziarah kebanyakan mereka langsung pulang. Dapat disimpulkan tidak tampak demonstration effect atas 37 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 perilaku yang diperlihatkan para peziarah terhadap perubahan kepribadian warga. d. Pemberdayaan Perempuan Aspek pemberdayaan perempuan belum tampak terlihat sebagai wujud keberadaan objek wisata religi di Cikadueun, bantuan-bantuan yang sifatnya khusus ditujukan untuk pemberdayaan perempuan dalam pengembangan ekonomi lokal, khususnya di daerah wisata religi seperti di Cikadueun. Program lintas sektor antar lembaga memegang peran kunci dalam memberdayakan kaum perempuan, seperti Kebijakan Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan PPEP oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, program-program pemberdayaan perempuan yang datang haruslah terintegrasi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal di Cikadueun. e. Bantuan Keluarga Miskin Diluar program-program pemerintah untuk pemberdayaan keluarga pra sejahtera, seperti Program Keluarga Harapan PKH dan program pengentasan kemiskinan yang juga ditemui di daerah-daerah lain, berdasarkan pemaparan para informan yang berhasil ditemui, kontribusi keberadaan objek wisata religi Makam Syekh Mansyur Cikadueun terhadap warga lokal dapat dilihat dari program zakat rutin setiap bulan ramadan kepada janda dan anak yatim di seluruh Desa Cikadueun. Lingkungan Cikadueun yang masih dihuni sebagian besar warga lokal, tidak memunculkan inisiatif secara individu maupun kelompok untuk berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan di wilayah ini. Bantuan yang diberikan kepada warga miskin yang diperuntukan untuk janda dan anak yatim berasal dari hasil sumbangan para wisatawan yang dikoordinir oleh para pengurus Makam Syekh Mansyur Cikadueun. Para pedagang atau jasa usaha wisata yang terlibat dalam kegiatan operasional tidak pernah dikoordinir untuk dimintai tanggungjawab sosial dan peranannya untuk membantu sesama. f. Penataan Pemukiman dan Lingkungan Upaya-upaya yang dilakukan dalam penataan pemukiman dan lingkungan walaupun belum optimal sudah diupayakan Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Sebagai Ketua RT 04/RW 01 Desa Cikadueun, Amad menjelaskan “upaya-upaya penataan lingkungan dilakukan dengan pembuatan WC umum, disediakannya truk pengangkut sampah yang sudah berjalan sejak tahun 2017 ini. Selain itu ada juga penataan jalan menuju gang rumah warga melalui pemasangan paving block yang dananya berasal dari pemerintah pusat.” 38 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Belum optimalnya keberadaan objek wisata religi dalam membantu meningkatkan taraf hidup dan mengentasan kemiskinan di RT 04/RW 01 Desa Cikadueun, Pemerintah Desa Cikadueun sebagai kordinator dalam pembangunan desa tidak pernah terlibat dalam manajemen pengelolaan Makam Syekh Mansyur Cikadueun. Beberapa informan menuturkan bahwa selama ini ada pada aspek pengelolaan, selama ini pengelolaan objek wisata religi Makam Syekh Mansyur Cikadueun dilaksanakan oleh para duriyat keturunan, warga berharap agar aspek manajemen dikelola lebih baik seperti objek wisata religi lain di Kabupaten Pandeglang yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dampak Ekonomi Keberadaan Wisata Religi Makam Syekh Mansyur di Cikadueun, Kecamatan Cipeucang Kabupaten Pandeglang terhadap Penduduk Lokal Harapan dari keberadaan sebuah objek tujuan wisata adalah bisa meningkatkan perekonomian warga lokal di sekitarnya. Warga RT 04/RW 02 Desa Cikadueun yang merupakan kawasan utama wisata religi utama makam Syekh Mansyur Cikadueun, sebagaian besar warganya menggantungkan penghidupannya dari aktivitas operasional wisata religi. Tabel Profesi Penduduk RT 04/RW 02 Cikadueun Jumlah Kepala Keluarga KK Wiraswasta usaha non pariwisata SumberData diolah sendiri 39 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Berdasarkan data dari Tabel di atas, sebesar 70,37% warga masyarakat RT 04/RW 02 menggantungkan hidupnya dari kegiatan pariwisata sebagai pedagang di wilayah sekitar objek wisata religi. Para pedagang terdiri atas pedagang makanan jadi, pedagang makanan ringan, pedagang souvenir, pedagang perlengkapan ziarah, dan sebagainya. Di lokasi wisata religi Makam Syekh Mansyur Cikadueun, terdapat pula 24 petugas pengantar ziarah penduduk lokal Desa Cikadueun tetapi tidak semua warga RT 04/RW 02. Uben Ubaedillah selaku Kepala Desa Cikadueun menyatakan “Dampak keberadaan objek wisata religi terhadap perekonomian warga itu begitu berkontribusi besar terutama bagi mereka para pedagang dan mujawir pengantar ziarah, sumber penghasilan rata-rata warga Cikadueun berasal dari kunjungan wisatawan,” Uben Ubaedillah menambahkan bahwa “Dampak keberadaan objek wisata religi turut pula berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Desa PA Desa Cikadueun yang diperoleh dari retribusi portal dan karcis parkir kendaraan. Salah satu informan yang ditemui yakni Maesaroh pedagang yang kesehariannya berjualan di dekat objek wisata religi. “Tradisi ziarah kubur ke Makam Syekh Mansyur Cikadueun sudah berlangsung lama, sehingga warga sudah terbiasa berdagang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan dari aktivitas berdagang bisa menyekolahkan anak sampai ke jenjang Perguruan Tinggi.” Hal senada disampaikan oleh A. Saefudin yang berprofesi sebagai penyedia jasa transportasi lokal menyatakan “dampak ekonomi keberadaan wisata religi sangat menguntungkan bagi warga lokal Cikadueun. Tetapi berbeda dengan jenis wisata lain, objek wisata religi seperti Makam Syekh Mansyur Cikadueun hanya ramai pada bulan-bulan tertentu saja. Seperti bulan Muharam bersamaan dengan haul Syekh Mansyur Cikadueun, Rabiul awal Mulud, dan Syawal saat lebaran.” Selain dampak positif yang ditimbulkan bagi perekonomian warga lokal Cikadueun, ada beberapa hambatan yang membuat belum optimalnya dampak ekonomi dari keberadaan objek wisata religi Makam Syekh Mansyur Cikadueun bagi warga lokal. Hasil simpulan dari beberapa informan yang ditemui didapati berbagai hambatan dari pelaksanaan wisata religi yaitu a. Kebijakan Lintas Sektor Pengembangan Wisata Religi Pariwisata adalah salah satu sektor yang dapat menimbulkan multiplier effectterhadap sektor-sektor lain. Efek turunan yang ditimbulkan pariwisata harus dapat perhatian yang luas dari pemerintah serta para pemangku kepentingan terkait karena besarnya dampak secara sosial-ekonomi dari keberadaan kegiatan pariwisata. 40 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Dalam pengembangan objek wisata religi, Uben Ubaedillah berdasarkan paparannya menyatakan “Selama ini belum ada duduk bersama antar lembaga untuk melakukan kegiatan integrasi antar lintas sektor dalam upaya meningkatkan taraf hidup warga di sekitar objek wisata religi.” Dapat dilihat bahwa program-program yang dilaksanakan masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak menyentuh aspek kearifan lokal wilayah yang menjadi target pemberian program atau bantuan pemerintah. b. Pembinaan dan Pemberdayaan Ekonomi Warga lokal Cikadueun hampir sebagian besar sumber pendapatan dari kegiatan operasional objek wisata religi Makam Syekh Mansyur, dampaknya sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM tumbuh subur di wilayah Desa Cikadueun. Upaya pemberdayaan ekonomi pernah diberikan beberapa dinas terkait dalam bentuk pemberian bantuan pembuatan warung jongko sekitar 7 tahun yang lalu dengan anggaran sekitar 70 juta. Usaha-usaha kuliner yang ada di sekitar wilayah objek wisata religi, pernah diberikan bantuan oleh Dinas UMKM berupa pembuatan makanan tradisional emping, keceprek serta perlengkapan dapur. Gambar Warung Jongko di Objek Wisata Religi Tetapi lebih dari tiga tahun terakhir belum ada lagi kunjungan atau undangan pelatihan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat. Beberapa pelaku UMKM juga menyayangkan dalam pelaksanaan pembinaan dan pelatihaan tidak pernah menyentuh semua pelaku UMKM hanya perwakilan dari unsur pemerintah desa atau beberapa pelaku usaha, dinas-dinas terkait tidak memberikan langsung pelatihan dan mengunjungi para pelaku UMKM di wilayah Cikadueun. c. Infrastruktur yang Tidak Memadai 41 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Potensi wisata religi yang ada di Desa Cikadueun, tidak didukung oleh ketersediaan akses infrastruktur yang memadai. Akses jalan menuju objek wisata religi Makam Syekh Mansyur dari jalan utama menuju jalan desa, tidak bisa dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar seperti bus pariwisata. Konsekuensinya wisatawan harus menggunakan jasa transportasi yang disediakan warga lokal seperti ojek motor, tambahan biaya transportasi serta tarif tak menentu yang dipatok penyedia transportasi menjadi kendala yang dikeluhkan oleh wisatawan. Gambar Kondisi Jalan Menuju Makam Syekh Mansyur Selain jauhnya akses jalan utama menuju tempat Makam Keramat Syekh Mansyur Cikadueun, kondisi jalan yang dilalui oleh para wisatawan sangatlah memperihatinkan. Kondisi jalan yang rusak beberapa tahun belakangan ini, tidak mendapat perhatian dan penanganan dari Pemerintah atau dinas terkait. Upaya-upaya perbaikan atau penambalan jalan dilakukan swadaya oleh masyarakat dengan bergotongroyong dari pendanaan maupun pengerjaannya. Kendala lain yang ditemui berkaitan dengan infrastruktur pariwisata objek wisata religi Makam Keramat Syekh Mansyur Cikadueun adalah ketersedian lahan parkir. Kepala Desa Cikadueun menyatakan “Permasalahan penyediaan lahan parkir sejak lama sudah diusulkan pada saat reses DPRD, pengajuan proposal kepada Pemerintah Daerah Kabupaten 42 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Pandeglang. Hasilnya pemerintah sudah menyediakan lahan milik pemerintah untuk parkir di desa tetangga Cikadueun, tetapi yang menjadi masalah adalah akses jalan menuju Makam Keramat Syekh Mansyur Cikadueun yang tidak ada, karena lahan di sekitar rencana pembangunan lahan parkir sudah sangat padat dan sempit.” d. Asosiasi Profesi Pekerja Usaha Wisata Peran asosiasi profesi bagi pekerja usaha di sektor pariwisata sangatlah penting. Selain berperan dalam melindungi pekerja, asosiasi profesi berperan sebagai wadah yang memfasilitasi hubungan dengan berbagai stakeholderseperti pemerintah, sektor swasta, kemudian masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya. Pekerja usaha wisata di objek wisata religi Makam Keramat Syekh Mansyur Cikadueun, belumlah semuanya tergabung atau membentuk asosiasi pekerja usaha wisata objek wisata Makam Keramat Syekh Mansyur Cikadueun. Berdasarkan simpulan yang bisa didapat dari wawancara dengan informan yang berhasil ditemui adalah sebagai berikut 1 Pekerja Pengantar Ziarah Seorang pengantar ziarah Makam Syekh Mansyur Cikadueun tidaklah begitu saja bisa menjadi pengantar ziarah. Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi mujawir, yaitu a. Izin sesepuh Cikadueun b. Izin juru kunci/ketua mujawir c. Kepala Desa Cikadueun Secara keorganisasian di bawah Yayasan Syekh Maulana Mansyurudin, pekerja pengantar ziarah terbentuk dalam suatu wadah pengantar ziarah Makam Keramat Syekh Mansyur Cikadueun, dengan ketua mujawir bernama Iyan Sopiyan. 2 Pedagang Aktivitas perdagangan yang ditujukan bagi tamu/wisatawan Makam Syekh Mansyur Cikadueun, sudah berlangsung lama dan pelakunya didominasi warga lokal. Konklusi pernyataan berbagai informan yang ditemui bahwa para pedagang tidak membentuk sebuah asosiasi profesi karena para pelaku perdagangan adalah warga lokal yang sudah saling mengenal satu sama lain, para pedagang di sini sudah berada pada zona nyaman sehingga tidak banyak inovasi atau upaya perbaikan untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal, bahkan jika dilihat kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Desa PA Desa Cikadueun, para pelaku usaha ini tidak pernah dimintai retribusi atau iuran dari kegiatan usaha yang dilakukan. 43 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 3 Pekerja Transportasi Lokal Untuk menuju lokasi objek wisata religi diperlukan bantuan transportasi lokal berupa ojek motor. Sebagian besar wisatawan yang berziarah datang berkelompok menggunakan bus pariwisata. Semua pekerja transportasi lokal adalah warga lokal Desa Cikadueun. A. Saefudin seorang pekerja transportasi lokal menyatakan asosiasi atau perkumpulan secara resmi tidak ada, tetapi setiap orang yang hendak menjadi pekerja transportasi lokal harus melapor kepada orang-orang yang terlebih dahulu sudah bekerja di bidang ini. Penutup Simpulan Warga RT 04/RW 01 Desa Cikadueun mayoritas sumber penghidupannya berasal dari aktivitas objek wisata religi Makam Syekh Mansyur Cikadueun, aktivitas wisata religi yang sudah berlangsung lama di wilayah ini haruslah dapat berdampak terhadap peningkatan taraf sosial dan ekonomi warga lokal Cikadueun. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan ada beberapa kendala yang dihadapi berkaitan dengan optimalisasi peran objek wisata religi terhadap masyarakat Cikadueun, hambatan yang ditemui diantaranya terletak pada upaya-upaya pengembangan pendidikan sadar wisata bagi warga lokal, pengurus objek wisata religi, dan pihak terkait belum tampak memiliki kesadaran ini. Karena hakikatnya pariwisata bukan hanya menawarkan keberadaan objek wisata tetapi jasa pelayanan, kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan. Melihat dampak sosial dari aktivitas pariwisata, haruslah melihat karakteristik objek wisata itu sendiri. Dampak sosial yang ditimbulkan dari interaksi warga dan wisatawan sangatlah minim, karena dasarnya wisatawan datang tidaklah memakan waktu lama di wilayah objek wisata religi, sehabis berziarah, para wisatawan langsung meninggalkan wilayah objek wisata. Dibandingkan dengan objek wisata lain penghambat perkembangan objek wisata religi di sini adalah pada ketersediaan akses infrastruktur, jauhnya akses wisata dengan jalan utama, kemudian akses jalan yang sempit masih terganggu karena keberadaan pedagang tidak dapat diatur. Dalam upaya peningkatan dampak ekonomi keberadaan objek wisata religi bagi warga lokal, masihlah belum berjalan dengan baik, karena program-program pengembangan kesejahteraan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah melalui dinas terkait tidak menyasar pada keragaman potensi dan kekhasan antar wilayah, dalam konteks ini wilayah di Kabupaten Pandeglang. 44 Syi’ar Iqtishadi Mei 2018 Referensi Al-Qaradhawi, Y. 2014. Merungkai Pertelingkahan Isu Akidah antara Salaf dan Khalaf. Kuala LumpurPTS Publication & Distribution. Bawazir, T. 2013. Panduan Praktis Wisata Syariah. JakartaPustaka Kautsar. Dianika, Y., dkk. 2017. Indonesia BerceritaKisah-kisah Rakyat yang Terlupakan. Tangerang SelatanPusataka Alvabet. Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. 2011. Database Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Tahun 2011. SerangDinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Banten. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Objek Wisata Religi/Budaya. Diakses 31 Juli 2017, dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Objek Wisata Religi/Budaya. Diakses 31 Juli 2017, dari Hakim, L. 2006. Banten dalam Perjalanan Jurnalistik. PandeglangBanten Heritage Humas Pandeglang. Syekh Maulana Mansyurudin Cikadueun-Pandeglang. Pada, diakses 2 Agustus 2017. Ismayanti. TT. Pengantar Pariwisata. JakartaGrasindo. Kementrian Pariwisata. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta, DKIPenulis. Diakses dari Raharjo, S., Munandar, 1998. Sejarah Kebudayaan BaliKajian Perkembangan dan Dampak Pariwisata . JakartaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Raj, R., Morpeth, 2007. Religius Tourism and Pilgrimage Managementan International Perspective. OxfordshireCAB International. Stausberg, M. 2011. Religion and TourismCrossroads, Destination adn Encounters. New YorkRoutledge. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. BandungAlfabeta. Utama, I. 2012. Pengantar Industri Pariwisata. YogyakartaDeePublsih. Yoety, TT. Ekonomi Pariwisataintroduksi, informasi, dan aplikasi. JakartaKompas. ... Prestasi ini tidak hanya bergantung pada jumlah 14,92 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, tetapi juga didasarkan pada kemudahan akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan yang diberikan kepada destinasi wisata halal di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga berhasil memenangkan Kementerian Pariwisata, destinasi wisata religi menyumbang 20% dari total wisata budaya di Indonesia, sementara minat wisata religi sendiri telah mencapai 12% dari total minat wisata di negara ini GMTI, 2022 Fachri, 2018. ...... Wisata religi adalah salah satu cara bagi wisatawan untuk memahami tanda-tanda alam dan sarana bermuhasabah serta semakin mendekatkan diri kepada Al-Khalik Fachri, 2018. Wisata religi menawarkan pengalaman spiritual yang penuh makna bagi para wisatawan dan memiliki potensi besar dalam mengembangkan kearifan lokal dan memperkuat identitas budaya masyarakat setempat. ...Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk perencanaan Travel Pattern wisata religi di Jawa Tengah, Indonesia. Wisata religi menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan karena memberikan pengalaman spiritual dan kegiatan yang berbeda. Metode yang digunakan adalah library research penelitian kepustakaan, dan bersifat kualitatif, deskriptif analisis. Hasil Penelitian travel Pattern wisata religi di Jawa Tengah diperoleh kesimpulan yaitu perlu perencanaan paket wisata yang menarik, pembuatan pola dan model perjalanan yang murah dan efisien, akomodasi, dan aksesibilitas yang baik. Pembuatan pola perjalanan wisata religi khususnya wisata ziarah harus memperkenalkan paket wisata atau destinasi wisata yang menarik selain yang sering dikunjungi oleh para peziarah. Hal tersebut perlu diperhatikan masalah kemudahan informasi yang harus diupdate menggunakan sistem digitalisasi dan aplikasi yang support saat ini untuk memperoleh informasi terkait wisata religi di Jawa Tengah. Kata Kunci Travel Pattern; Wisata Religi; Wisata Abstract This study aims to plan a religious tourism Travel Pattern in Central Java, Indonesia. Religious tourism is the main attraction for tourists because it provides spiritual experiences and different activities. The method used is library research, and is qualitative, descriptive analysis. The results of the research on religious tourism travel patterns in Central Java obtained conclusions, namely it is necessary to plan attractive tour packages, make cheap and efficient travel patterns and models, accommodation, and good accessibility. Making religious tourism travel patterns, especially pilgrimage tourism, must introduce tour packages or tourist destinations that are interesting other than those frequented by pilgrims. It should be noted the issue of ease of information that must be updated using the current digitization system and application support to obtain information related to religious tourism in Central Java. Keywords Travel Pattern; Religious Tourism; Tourism... Adanya praktik ziarah kubur telah dianjurkan dalam Al-Qur'an yang terdapat pada surah Al-Maidah ayat 35 dengan tafsiran bahwa memperbolehkan orang-orang beriman untuk mencari tawasul yaitu perantara dari Nabi atau tokoh yang dekat dengan Allah Assoburu, 2022. Ziarah kubur ini menjadi tindakan untuk mengingatkan tentang kematian, akhirat, dan kesenangan dunia Fachri, 2018. Selain itu, wisata religi berfungsi untuk menambah keimanan dan meningatkan akan kemahakuasaan Allah SWT Marlina, 2019. ...Oktaria LestariHudaidah HudaidahWisata religi merupakan salah satu jenis wisata yang berhubungan dengan aspek-aspek keagamaan. Kegiatan wisata ke tempat keagamaan memiliki makna tertentu bagi umat beragama. Salah satu destinasi wisata religi di Kota Palembang terdapat di Komplek Pemakaman Ki Marogan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi wisata religi makam Ki Marogan sebagai upaya untuk melestarikan kearifan lokal di Kota Palembang. penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai fakta secara akurat dan sistematis. Jenis data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Teknik pengumpulan data melalui wawancara yang mandalam dan observasi langsung ke makam Ki Marogan, sedangkan sumber data sekunder melalui penelusuran literatur dari buku, jurnal, dan laporan penelitian terkait informasi makam Ki Marogan. Berdasarkan dari observasi lapangan bahwa Komplek Pemakaman Ki Marogan memiliki daya tarik tersendiri sebagai wisata religi yang ada di Kota Palembang. Salah satunya terdapat masjid Ki Marogan yang merupakan masjid tertua di Kota Palembang dan memiliki arsitektur yang dipengaruhi oleh kebudayaan Cina, India, dan Arab. Religious tourism is a type of tourism related to religious aspects. Tourist activities to religious places have a certain meaning for religious people. One of the religious tourism destinations in Palembang City is in the Ki Marogan Cemetery Complex. This research aimed to determine the potential of religious tourism of Ki Marogan's tomb as an effort to preserve local wisdom in Palembang City. The method used was a descriptive qualitative research method with the aim of describing various facts accurately and systematically. The type of data in this study was carried out using primary data and secondary data. As for data collection techniques through deep interviews and direct observation to Ki Marogan's tomb, while the secondary data source was through literature search from books, journals, and research reports related to Ki Marogan's tomb information. This research discussed the existence of Ki Marogan tomb, religious tourism in the Ki Marogan Cemetery Complex, and the values of local wisdom of Ki Marogan tomb. Based on field observations, the Ki Marogan Cemetery Complex has its own charm as a religious tour in the city of Palembang. One of them is the Ki Marogan mosque which is the oldest mosque in Palembang City and has architecture influenced by Chinese, Indian and Arabic culture.... Because it is very necessary expertise and in-depth knowledge to manage religious tourism objects and based on local wisdom. Because not everyone can be used as a manager of religious tourism objects and based on local wisdom Raj, 2007;Stausberg, 2011;Fachri, 2018. ...Joorie M. RuruVery Y. LondaNovie R. A. PalarWelson Y. RompasThe government has made tourism as one of the leading sectors in development. So that it makes all levels of government seem to be competing to develop tourist attractions. Tourist objects that have good selling points and are difficult to imitate by other regions are religious tourism objects and based on local wisdom. This research was conducted using a qualitative design to explore the management of religious tourism objects and based on local wisdom in North Sulawesi Province. Research data were collected through direct interviews, using google forms and utilizing google scholars and researchgate. Data analysis was carried out inductively and validity strengthening through focus group discussions. Research findings North Sulawesi province has tourism objects that can be developed through religious concepts and local wisdom. However, it requires improving the management of attractions/attractions, tourism marketing, infrastructure and accessibility, tourism facilities/facilities, managing resources, character and culture as well as community participation.... Tempat wisata budaya ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kedua objek wisata budaya sangat tinggi dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat sekitarnya Fachri, 2018;Suryani & Kumala, 2021 sebagai sumber penting untuk perkembangan perekonomian negara Lopez-Cordova, 2020 ... Dedeh RohayatiIskhak IskhakAndi RustandiPengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya para pemangku kepentingan di kawasan obek wisata budaya Ciung Wanara Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis melalui pelatihan keterampilan bertutur storytelling destinasi wisata menggunakan asistensi Whatapps Group. Khalayak sasaran adalah para pemangku kepentingan yang terdiri dari perwakilan perangkat desa, pengurus harian Paguyuban Kawargian Adat, pengurus harian Bumdes, Juru Pelihara, pemandu, pedagang kios, pedagang kaki lima, pedagang asongan, petugas parkir, pengurus harian Karang Taruna, dan pengurus Museum Ciung Wanara. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan interview mendalam menggunakan teknik Diskusi Kelompok Terfokus Focus Group Discussion. Observasi dilakukan untuk mengamati lebih jauh dan secara langsung kemampuan menyusun cerita untuk menuturkan storytelling destinasi wisata budaya Ciung Wanara Karangkamulyan. Hasil observasi baik secara offline dan online berupa tangkap layar, panggilan suara dan pesan suara Whatsapp Group kemudian dianalisa secara detail melalui beberapa tahapan reduksi data, penyajian menggunakan tabel, reduksi data, tampilan data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan hasil Diskusi Kelompok Terfokus Focus Group Discussion dianalisa secara tematik dengan beberapa tahapan terlebih dahulu seperti transcribing, coding, categorizing, dan interpreting. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan bahwa WhatsApp Group telah menjadi solusi dan media yang memudahkan pemangku kepentingan dalam penguasaan tekhnik bertutur storytelling destinasi wisata budaya Ciung Wanara. Keberhasilan peserta pelatihan mencapai 64% dalam memahami materi yang telah disampaikan. Selain itu, asistensi yang diperoleh pemangku kepentingan di kawasan wisata ini adalah pemahaman terhadap materi bertutur storytelling termasuk definisi bertutur storytelling, unsur-unsur bertutur dan pemahaman menyajikan storytelling masing-masing mencapai 55%, sedangkan materi mengenai keunggulan bertutur storytelling mencapai 46%.... Objek Pariwisata inilah yang mendorong penjelasan dari Utama dalam penelitian Fachri, 2018 kesadaran pembangunan kepariwisataan tiada memfokuskan pertimbangan unsur sosial yang matang hendak membawa malapetaka untuk rakyat, utamanya dilokasi pariwisata. Kepariwisataan ialah sebuah aktivitas yang secara langsung menyentuh serta mengaitkan rakyat setempat hingga membawa beragam efek pada rakyat setempat. ...Ati SumiyatiSholih SholihAlfiandy Warih HandoyoEksploitasi umumnya dilakukan di kota-kota besar. Hal ini tidak terkecuali terjadi pula di kawasan wisata ziarah makam KH. Syekh Asnawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran eksploitasi yang di lakukan oleh orang tua untuk menjadikan anak sebagai pengemis di kawasan wisata makam KH. Syekh Asnawi dengan melihat dari sudut pandang perilaku maladaptif yang diakibatkan sebagai dampak dari adanya eksploitasi, mengetahui faktor penyebab anak di eksploitasi oleh orang tua, dan mengetahui upaya layanan yang dapat di berikan untuk mereduksi perilaku maladaptif dari korban eksploitasi anak untuk dijadikan pengemis di kawasan wisata ziarah makam KH. Syekh Asnawi. Pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus dilakukan kepada 5 informan, dimana terdiri dari 3 orang pengemis anak, 1 orang dari salah satu orang tua informan pengemis anak, dan 1 orang pengelola kawasan wisata ziarah makam KH. Syekh Asnawi. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi dan melalui wawancara secara langsung. Uji keabsahan data menggunakan reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 3 informan pengemis anak, 2 diantaranya merupakan korban eksploitasi anak untuk dijadikan pengemis oleh orang tua dan memiliki tendensi berdampak pada perilaku maladaptif yang di tunjukkan oleh anak, faktor anak dieksploitasi oleh orang tua sebagai pengemis yaitu faktor ekonomi yang rendah, pengawasan orang tua yang rendah, dan tidak adanya penegakan hukum yang berlaku. Eksploitasi anak memunculkan adanya perilaku maladaptif pada anak, maka dari itu pemberian konseling dengan menggunakan teknik Rational Emotive Behaviour Therapy REBT harus di berikan dengan tujuan dapat mereduksi perilaku maladaptif pada anak korban eksploitasi orang tua. Agus Lukman HakimDirlanudinAgus SjafariAgeng TirtayasaPandeglang Regency community is an area that has a high level of religiosity. The high spirit of religion has positive and negative impacts. One negative impact is the development of a culture of fatalism, which has an impact on a low work ethic and the amount of underemployment. This study is a follow-up study that aims to analyze the problem of the reality of unemployment with a socioeconomic approach and analyze the priority of unemployment alleviation strategies in religious areas. This research is a descriptive research. Data collection techniques with expert judgment and interviews, through a purposive sampling method. Secondary data used from related institutions / agencies in the Regional Government of Pandeglang Regency. The analysis technique used withdescriptive analysis and Analytical Hyrarcy Process AHP. The results showed thatThe priority strategy in reducing unemployment refers to the following criteria First is increasing the competency of the workforce; Second, expansion of employment opportunities; Third, Development of the Labor Market; Fourth, population control. Abstrak Masyarakat Kabupaten Pandeglang merupakan masyarakat yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi. Tingginya semangat religi memiliki dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah berkembangnya budaya fatalism, yang berdampak pada etos kerja yang rendah dan besarnya pengangguran terselubung. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang bertujuan untuk menganalisis permasalahan realitas pengangguran dengan pendekatan sosioekonomi serta menganalisis prioritas strategi pengentasan pengangguran di wilayah religi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Tehnik pengumpulan data dengan expert judgment dan wawancara, melalui metode purposive sampling. Data sekunder yang digunakan dari instransi/dinas terkait di Pemda Kabupaten Pandeglang. Teknik analisis yang digunakan dengan analisis deskriptif dan Analytical Hyrarcy Proces AHP. Hasil penelitian menujukkan bahwa Strategi prioritas dalam penurunan pengangguran mengacu pada kriteria Pertama peningkatan kompetensi tenaga kerja; Kedua, Perluasan kesempatan kerja; Ketiga, Pengembangan Pasar Kerja; Keempat, Pengendalian FaridaniMuhammad ArifKhairina TambunanLangkat Regency has potential tourism potential to be developed. One of the tourist attractions that are often visited by visitors is the Babussalam Besilam Religious Village. Various efforts have been made by the local government to attract the attention of tourists to visit Langkat Regency, including the development of its tourism sector. This study aims to find out, firstly how to develop religious tourism objects in Babussalam Besilam village, secondly to find out the impact of developing religious tourism objects in increasing community income. The research approach carried out in this study is descriptive qualitative with data collection methods using observation, interviews and documentation techniques. The results of the study concluded that First, the development carried out on the Religious Tourism Object of Babussalam Besilam Village. The cooperation carried out by the provincial government with the village government to build facilities and infrastructure such as mosques, fields, UMKM business stalls, roads and drainage construction, both The existence of this tourist attraction has a positive impact on the surrounding community they can take advantage of existing opportunities for entrepreneurship and create fields work, although religious tourism objects have a positive impact, it does not increase people's income, although visitors who come every day are crowded, but most visitors who come only for pilgrimages, convey their wishes or participate in other religious activities. both the local government and religious tourism administrators to optimize the facilities and infrastructure of religious tourism objects that have not been held, make supporting facilities so that religious tourism objects are not monotonous and traders should create new products in the future. his master. Keywords Tourism Development, Religious Tourism, Community IncomeAlif Muhammad ZakariaMauliyana RachmatEmpowerment and management of religious tourism villages is one alternative to overcome the still high economic and social security in Indonesia, given that the village is the frontline in regional economic development, it is necessary to empower communities to advance the economy and prosperity. This study aims to analyze how the role of empowerment and management of religious tourism villages for the socio-economic life of local communities, this research is qualitative with descriptive analysis methods, while the data from this study are divided into two 2 types, namely primary and secondary. The results of this study indicate that the impact caused is an increase in local community income through MSMEs and increased mutual respect, social service, and mutual cooperation. Keywords Village, Religious Tourism, Community Empowerment Razaq MorpethReligion and spirituality are common motivations for travel, with many major tourist destinations having developed largely as a result of their connections to sacred people, places and events. Describing practical applications, models and case studies, this book provides an insight into the management of religious tourism, covering both ancient sacred sites and emerging destinations. It fully explored the pressures on sacred spaces to become commercialised and festivalised areas, while still maintaining their religious and spiritual MichaelThis book explores the dynamic interaction between religion and tourism in the modern world. It considers questions such asBanten dalam Perjalanan Jurnalistik. PandeglangBanten Heritage Humas PandeglangL HakimHakim, L. 2006. Banten dalam Perjalanan Jurnalistik. PandeglangBanten Heritage Humas Pandeglang. Syekh Maulana Mansyurudin Cikadueun-Pandeglang. Pada, diakses 2 Agustus Pariwisata. JakartaGrasindoIsmayantiIsmayanti. TT. Pengantar Pariwisata. Jakarta Republik Indonesia Nomor 10Kementrian PariwisataKementrian Pariwisata. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10Sejarah Kebudayaan BaliKajian Perkembangan dan Dampak PariwisataS RaharjoA A MunandarRaharjo, S., Munandar, 1998. Sejarah Kebudayaan BaliKajian Perkembangan dan Dampak Pariwisata. JakartaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan Penelitian ManajemenSugiyonoSugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen. Bandung Pariwisataintroduksi, informasi, dan aplikasiO A YoetyYoety, TT. Ekonomi Pariwisataintroduksi, informasi, dan aplikasi. JakartaKompas.
Bila Anda mencari silsilah syekh mansyur cikadueun pandeglang anda datang ketempat yang tepat. kami mempunyai 32 gambar tentang silsilah syekh mansyur cikadueun pandeglang termasuk gambar, photo, wallpaper, dan lainnya. Di halaman ini, kami juga memiliki berbagai macam gambar. Seperti png, jpg, animasi gif, seni gambar, logo, hitam dan putih, transparan, dll. Jangan lupa untuk bookmark silsilah syekh mansyur cikadueun pandeglang menggunkan Ctrl + D PC or Command + D macos. Jika Anda menggunakan ponsel, Anda juga dapat menggunakan laci menu dari browser. Baik itu Windows, Mac, iOs atau Android, Anda akan dapat mengunduh gambar menggunakan tombol unduh.
Vmjhq.