TereLiye juga menambahkan, bahwa dengan bertemu dan berbincang dengan orang-orang ketika dalam perjalanan, akan menambah inspirasi dan ide tulisan secara tak langsung. Terutama orang-orang bijak atau spesial. Karena dengan perjalanan, kita bisa mendapat pengetahuan baru. 3. Menulis Kalimat Pertama Tak Harus Banyak Berpikir
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Alhamdulillah, hari Ahad 23 Juni 2013 kemarin sa diberi kesempatan oleh Panitia Bawikarsa Book Fair SMAN 3 Malang untuk menemani Tere Liye, seorang Penulis yang karya-karya-nya sedang “booming” di dunia literasi Indonesia – dua karyanya sudah diangkat ke layar kaca yaitu “Hafalan Shalat Delisa” dan “Moga Bunda di sayang Allah” dan kalo saya nggak salah denger darinya, segera “Negeri Para Bedebah” juga akan segera menyusul ini saya akan sampaikan beberapa fakta yang mungkin belum Anda ketahui tentang Tere Liye1. Seorang Lelaki – ya, Tere-Liye adalah seorang lelaki bukan perempuan apalagi waria D – karena ternyata ada sebagian orang – dulu termasuk saya – yang menyangka Tere Liye itu seorang perempuan. 2. Warga Negara Indonesia – Dulu saya mengira bahwa Tere Liye itu adalah penulis asing yang yang karyanya diterjemahkan di dalam bahasa Indonesia. Faktanya – ketika dia bercerita tentang masa kecilnya – dia berasal dari pedalaman sumatera yang bapaknya berprofesi sebagai petani 3. Nama Pena – ketika pertama kali saya ketemu dan mempekenalkan diri dia mengatakan “Darwis, tapi nanti panggil Tere saja...!” Ya, Tere Liye memang nama pena dari Darwis. 4. Suka Menyebut Nama Aslinya – ketika bercerita masa kecilnya, terutama dia sering menyebut nama “Darwis, bukan tere liye” – 5. Bahasa India – meski saya tidak mendapatkan dari yang bersangkutan tentang arti tere liye, saya menemukan bahwa Tere Liye berasal dari bahasa India. Dan Ketika saya Ketikkan kata Tere Liye di Google makas saya menemukan Tere Liye adalah Theme Song dari Film Veer Zaara – yang dibintangi oleh Sharukh Khan dan Preity Zinta. Dan arti Tere Liye adalah – untukmu – ini tautan theme song yang saya sebutkan tadi di sini. 6. Seorang Akuntan – ketika saya sebut penulis yang produktif dia mengelak, dengan menyebutkan bahwa dia lebih suka disebut seorang akuntan. 7. Menulis Cuma Hobi – Karena dia seorang akuntan, maka menulis adalah Cuma sekedar hobi di sela-sela waktu kerjanya. 8. Masih Ngantor – Nah, karena dia seorang akuntan maka – dia masih ngantor di hari-hari kerja pada umumnya – bukan sebagaimana kebanyakan penulis yang sudah terkenal – yang total kesibukannya dari adalah untuk menulis. 9. Novelnya Belasan – meski menulis menulis Cuma sebagai hobi, tapi nyatanya novel-novelnya jumlahnya paling tidak ada 16 – bisa dilihat di Biodatanya “gelap” – hehe... disetiap bukunya, Tere Liye jarang menampilkan biografinya, yang ada justru alamat blog bahkan ketika memulai acara talk show dan saya minta memperkenalkan diri dia malah langsung memulai materinya ; 1 2 Lihat Lyfe Selengkapnya
TereLiye adalah nama pena bagi penulis yang bernama asli Darwis ini. Tere Liye sebenarnya berasal dari bahasa India, yang berarti “Untukmu”. Akan tetapi, karena nama yang terdengar asing ini membuat masyarakat awalnya mengira ia adalah penulis dari luar negeri. Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Lahat, Sumatera Selatan sehingga
Mustahil semestinya jika nama Tere Liye tidak cukup akrab di telinga penikmat buku Indonesia. Hasil karya Tere Liye hampir selalu berada dalam jajaran best seller. Meski telah begitu ternamanya seorang Tere Liye, tidak sedikit di antara penikmat karyanya beranggapan bahwa ia merupakan penulis “asing” sebab biografinya yang selalu “gelap”. Namun tidak, Tere Liye ialah seorang Indonesia tulen yang lahir di pedalaman Sumatera Selatan pada 21 Mei 1979 dengan nama asli, Darwis. Nama Tere Liye ia gunakan sebagai nama pena yang diambil dari bahasa India dengan arti yang cukup istimewa, “untukmu”. Termakna seperti tiap karya yang diterbitkannya terkhusus “untukmu”. Darwis, atau mari kita tetap sebut dengan Tere Liye, memulai karya pertamanya pada 2005. Hingga kini, karya Tere Liye tertotal lebih dari 20 buku. Dan tidak hanya bertahan pada posisi best seller, dua buku di antaranya telah turut serta mewarnai layar kaca Indonesia, yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Yang menarik dari Tere Liye, meskipun buah hasil karyanya selalu menjadi best seller, ia tetap mengatakan bahwa menulis hanyalah hobi baginya, terlepas dari semua hal yang berkaitan dengan menulis, ia tetaplah seorang karyawan kantoran yang berlabelkan akuntan hingga saat ini. Tere Liye juga termasuk penulis yang vokal di media sosialnya. Beberapa kali tulisan di media sosialnya menjadi begitu kontroversial sebab menyangkut perihal LGBT, tak kenal sejarah, atau tak terima akibat kutipannya digunakan untuk foto selfie anak zaman now. Hingga yang terakhir, perihal dirinya yang “pamit” untuk tidak menerbitkan novel-novelnya lagi karena merasakan adanya ketidakadilan dengan pajak penulis. Ulasan lengkapnya, bisa disimak di Jurnal Ruang. Tapi Tere Liye kini tidak bisa dikenal hanya sebatas seorang novelis, kini karyanya telah merambah kepada sajak-sajak yang telah dibukukan dengan apik. Mungkin bisa dikatakan puisi, bisa juga tidak, bergantung dari bagaimana kita menikmati setiap prosa-prosa pendek di dalamnya. Mengapa begitu? Tentu karena teknik dan teori dalam berpuisi selalu kembali pada selera dan gaya menulis penulisnya. Begitu pula dengan Tere Liye, ia menghimpun sejumlah sajaknya dengan menghadirkan dirinya tetap dengan cirinya, karena puisi selalu semerdeka itu. Berikut beberapa buku-buku kumpulan sajak karya Tere Liye. Dikatakan atau Tidak Dikatakan, itu Tetap Cinta 24 sajak bersanding dengan ilustrasi apik dari Tere Liye terhimpun dalam buku ini. Tentunya sajak di dalamnya begitu dengan dengan keseharian hidup. Tentang indahnya jatuh cinta, tentang pertemuan dan kerinduan, memendam, juga perpisahan yang berujung pada bagaimana mengikhlaskan tanpa tertaut kenangan. Sajak-sajaknya ditulis dengan ringan, tanpa banyak menggunakan metafora yang akan membuat berpikir kembali tentang makna yang ingin disampaikan, begitu sederhana. Sangat Tere Liye. Mungkin dapat dikatakan kumpulan sajaknya akan mengajak pembaca untuk memaknai cinta ala Tere Liye. “Akan kurawat kau dalam diam. Agar tumbuh besar penuh pemahaman. Akan kurawat kau dalam hening. Agar tumbuh tinggi penuh kesabaran, Akan kurawat kau dalam senyap. Agar tumbuh kokoh penuh keikhlasan. Sungguh akan kurawat kau. Agar tidak ada yang menyakiti. Pun kalau memang harus disakiti. Kau dan aku tahu. Apa yang terbaik dilakukan. Apa yang terbaik dilakukan. Pun kalau memang harus gugur daun. Kau dan aku tahu besok lusa akan kembali rindang.” Aboutlove Tentu penikmat karya Tere Liye akan mengerti bahwa banyak sekali kutipan cinta khas Tere Liye yang ia sematkan pada tiap-tiap novelnya. AboutLove merupakan rangkuman kutipan cinta terfavorit dari Tere Liye. Buku ini mungkin akan habis dalam sekali duduk, namun menyisakan hal manis untuk diingat dan ditilik kembali. “Cinta sejati selalu menemukan jalan. Ada saja kebetulan nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Jika berjodoh, tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Termasuk “kebetulan-kebetulan” yang menakjubkan” Berani jatuh cinta berarti harus berani bertanggung jawab atas cinta yang dirasa. Mustahil rasanya jika tidak pernah jatuh cinta, yang mungkin adalah terjerumus dalam cinta. Dan mungkin buku ini dapat menjadi pegangan dalam mencinta, agar tahu sebatas mana seharusnya kedalaman cinta. Aboutfriends Serupa halnya dengan aboutlove, aboutfriends merupakan sehimpunan kutipan dari Tere Liye, seputar persahabatan yang selalu spesial. aboutfriends memuat 100 kutipan terbaik Tere Liye yang di dalamnya terdapat banyak pelajaran yang dapat dipetik untuk dapat lebih memahami bagaimana pertemanan seharusnya ditumbuhkan pula dengan hati. “Hanya teman terbaik yang berani bicara jelek tentang kita di hadapan kita, yang bisa berbeda pendapat, bilang salah jika itu memang salah. Jika dia hanya bicara manis selalu, setiap saat bilang iya, itu tidak selalu berarti kabar baik. Mungkin saja di belakang kita, dia bicara buruk.” Milikilah sahabat terbaik, jalani persahabatan tersebut, meski berjarak, meski kadang tak sekata, meski kadang buat naik darah, karena percayalah, persahabatan yang dibangun dari hati yang baik akan 100 kali lebih indah dibanding 100 kutipan dari buku ini. Selamat membaca! Header image source
Volume7, No. 2, Tahun 2017 PEMBAHSI. Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pemakaian gaya bahasa figuratif pada novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye dan novel Belenggu Merah Muda karya Tyas Damaria membuat pengungkapan maksud menjadi lebih mengesankan, lebih hidup, lebih jelas dan lebih menarik.
Boleh jadi, kita itu harus belajar dari dibenci lebih dulu, untuk paham arti kasih sayang dan sendiri dan kesepian, untuk paham arti kebersamaan dan menghargai setiap dari dikhianati dan disakiti, untuk mengerti arti kesetiaan dan jadi demikian…. Tapi sungguh beruntung, yang bisa memahami tiga hal tersebut, tanpa harus melewati rasa sakit sebelumnya. Deretan kalimat di atas pernah "mengganggu" saya di aplikasi LINE sekitar setahun lalu. Mengganggu karena tiap hari datang dengan berbagai quotes yang kebanyakan romantis dan bikin klepek-klepek Hahaha ... Akhirnya saya non aktifkan, maklum terganggu. Tapi hari ini mendadak saya ingin tahu lebih jauh tentang Tere Liye si pemilik quotes. Karena hati saya sedang dipenuhi cinta ... hihihi Setelah menulis sosok sastrawan legendaris Indonesia Sapardi Djoko Damono DISINI Sumber Tere Liye, menurut Wikipedia, lahir di Lahat Sumatera Selatan pada 21 Mei 1979 dari keluarga sederhana. Orang tuanya petani biasa di pedalaman Sumatra. Beliau meyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di SDN 2 Kikim Timur dan SMPN 2 Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Lalu melanjutkan sekolahnya ke SMAN 9 Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Setelah lulus, ia meneruskan studinya ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kegiatannya setelah selesai kuliah banyak diisi dengan menulis buku-buku fiksi. Beberapa karyanya yang pernah diangkat ke layar kaca yaitu "Hafalan Shalat Delisa" dan "Moga Bunda Disayang Allah". Meskipun beliau bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekedar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan. Dalam disebutkan 15 Fakta tentang Tere Liye Seorang Lelaki – ya, Tere Liye adalah seorang lelaki bukan perempuan apalagi waria D – karena ternyata ada sebagian orang – dulu termasuk saya – yang menyangka Tere Liye itu seorang perempuan. Warga Negara Indonesia – Dulu saya mengira bahwa Tere Liye itu adalah penulis asing yang yang karyanya diterjemahkan di dalam bahasa Indonesia. Faktanya – ketika dia bercerita tentang masa kecilnya – dia berasal dari pedalaman Sumatera yang bapaknya berprofesi sebagai petani Nama Pena – ketika pertama kali saya ketemu dan mempekenalkan diri dia mengatakan “Darwis, tapi nanti panggil Tere saja...!” Ya, Tere Liye memang nama pena dari Darwis. Suka Menyebut Nama Aslinya – ketika bercerita masa kecilnya, terutama dia sering menyebut nama “Darwis, bukan tere liye” – Bahasa India – meski saya tidak mendapatkan dari yang bersangkutan tentang arti tere liye, saya menemukan bahwa Tere Liye berasal dari bahasa India. Dan Ketika saya Ketikkan kata Tere Liye di Google makas saya menemukan Tere Liye adalah Theme Song dari Film Veer Zaara – yang dibintangi oleh Sharukh Khan dan Preity Zinta. Dan arti Tere Liye adalah – untukmu – ini tautan theme song yang saya sebutkan tadi di sini. Seorang Akuntan – ketika saya sebut penulis yang produktif dia mengelak, dengan menyebutkan bahwa dia lebih suka disebut seorang akuntan. Menulis Cuma Hobi – Karena dia seorang akuntan, maka menulis adalah cuma sekedar hobi di sela-sela waktu kerjanya. Masih Ngantor – Nah, karena dia seorang akuntan maka – dia masih ngantor di hari-hari kerja pada umumnya – bukan sebagaimana kebanyakan penulis yang sudah terkenal – yang total kesibukannya dari adalah untuk menulis. Novelnya Belasan – meski menulis menulis cuma sebagai hobi, tapi nyatanya novel-novelnya jumlahnya paling tidak ada 16. Biodatanya “gelap” – hehe... di setiap bukunya, Tere Liye jarang menampilkan biografinya, yang ada justru alamat blog bahkan ketika memulai acara talk show dan saya minta memperkenalkan diri dia malah langsung memulai materinya ; Blog PR 1 meski cuman ada satu biji postingan di blog faktanya blog tersebut punya Page Rank 1 di Google Pakai Kupluk dan Baju Casual – sebelum acara saya mencoba googling mencari informasi tentang sosok tere liye dan saya mendapati bahwa dari sekian banyak postingan blogger-blogger memang menyebutkan bahwa Tere Liye lebih suka pakai sweater, kaos oblong, sepatu kets dan tak lupa kupluk semacam topi rajutan yang biasa dipakai untuk naik gunung Email vs No Hape – lebih suka memberi alamat email daripada no hape Temanya Novelnya bervariasi kebanyakan orang menyangka tema novel Tere Liye hanya berkisar masalah keluarga – padahal ada juga yang temanya tentang Politik dan Roman Pop. Bahkan dia meledek seorang cowok peserta talk show ketika minta tanda tangan dengan menyodorkan buku yang berjudul “Sepotong Hati yang Baru” – “ Loh kamu cowok kok suka baca buku kek yang ini, harusnya yang Negeri Para Bedebah itu..” Hafalan Shalat Delisa – “novel belum kelar” – menurut pengakuannya bahwa novel Hafalan Shalat Delisa ternyata sebenarnya belum selesai, dan masih ingin menceritakan lagi tentang masa remaja Delisa - tetapi karena sudah tidak menemukan lagi ide untuk meneruskan maka dia tulis kata TAMAT di akhir kata yang ke lima puluh ribu Fakta tersebut ditulis tahun 2013. Artinya bisa jadi saat ini berubah ... Googling sendiri dah ... Yk - Jun 29, 2017
7DgeA.